.
Kaliwungu adalah salah
satu kecamatan di Kabupaten Kendal dimana daerah ini termasuk daerah yang ramai
dengan lalu lalang kendaraan bermotor. Sepanjang ruas jalan yang saya amati adalah
sebuah pertokoan.
Lokasi ini berada di daerah sekitar pasar sore kaliwungu
yaitu pasar yang hanya buka setiap sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB sampai
dengan tengah malam. Disebelah selatan pasar sore terdapat jalan yang digunakan untuk
menuju desa Plantaran dan menuju kecamatan Boja. Di samping itu, disekitar pasar
sore tersebut juga terdapat masjid yang biasa digunakan sebagai tempat
beribadah pengemudi yang melewati daerah tersebut.
Jenis kendaraan yang melewati
jalan ini mayoritas adalah kendaraan pribadi seperti mobil pribadi dan sepeda
motor. Sepanjang ruas jalan yang menuju arah Boja ini dipenuhi dengan
pertokoan. Namun, dalam jam tertentu yaitu antara jam 06.00-08.00 dan
18.00-20.00 mobil apapun dilarang melewati ruas jalan Sawah Jati-Kaliwungu.
Daerah pasar sore merupakan
daerah yang sejak lama ada di Kecamatan Kaliwungu yang mungkin keberadaannya
tidak asing lagi bagi dareah Kaliwungu dan sekitarnya. Lalu lintas yang terjadi
ketika sore hari sangat ramai dan terkadang macet karena di daerah tersebut
banyak pejalan kaki yang memiliki tujuan berbeda yaitu dari tujuan ke pasar dan
tujuan ke masjid, selain itu, bertepatan juga dengan pegawai pabrik yang biasa
pulang sore hari dan itu menambah volume lalu lintas yang melewati ruas jalan
Sawah-jati.
A.
Gambaran Umum Pemasalahan
Ruas jalan Sawah-jati yang saya amati memiliki beberapa
permasalahan lalu lintas. Diantaranya adalah geometri ruas jalan, kapasitas
ruas jalan, rambu lalu lintas serta pengaturan parkir yang tidak teratur, yang
semuanya itu akan menentukan tingkat pelayanan ruas jalan.
1. Geometri ruas jalan
2.
Lebar jalan
Prasarana
jalan pada ruas jalan Sawah-jati mendapat
perhatian yang lebih. Desain geometris jalan yang kurag baik karena lebar jalan tersebut dianggap belum efektif untuk menampung volume lalu lintas yang melewati
ruas jalan pada
saat jam sibuk. Lebar jalan di ruas jalan ini hanya 3,5 meter untuk 2 arah.
3.
Kondisi jalan
Kondisi jalan di ruas
jalan ini kurang baik karena jenis perkerasan yang tidak terlalu baik. Terdapat jalan
yang rusak atau berlubang. Perkerasan jalan ini sudah disesuaikan dengan jenis kendaraan yang diperbolehkan melewati ruas jalan ini, namun karena pelanggaran yang sering terjadi
yaitu mobil muatan melewati ruas jalan ini sehingga jalan gampang rusak. Jenis konstruksi jalan
dengan perkerasan aspal dan permukaan
jalan rata.
4.
Trotoar
Trotoar adalah bagian dari
daerah manfaat jalan yang berfungsi sebagai jalur pejalan kaki yang
pelayanannya ditingkatkan/diperkeras, yang dirancang berdasarkan kebutuhan
minimum dengan memperhatikan keamanan, kelancaran, dan kenyamanan bagi pejalan
kaki dan penyandang cacat.
Dari sepanjang ruas jalan Sawah-jati yang saya amati
terdapat trotoar tapi hanya ada satu sisi saja itu pun kurang berfungsi
sebagaimana peruntukkannya. Seperti contoh masih banyak digunakan sebagai tempat
berjualan pedagang.
5.
Drainase / Saluran Air
Di ruas
jalan Sawah-jati tidak terdapat drainase atau saluran air yang berada di
samping kanan-kiri atau pun saluran yang berada di bawah trotoar. Hal ini
menyebabkan air tidak bisa mengalir dan menggenang dan itu menjadi penyebab jalan
cepat rusak.
6.
Belum diaturnya lahan parkir
Parkir di daerah ini
masih sangat rancau, hal ini terjadi karena belum adanya tempat parkir yang
tersedia. Sesuai dengan peraturan perparkiran bahwa suatu ruas jalan sebaiknya
memiliki tempat parkir apalagi di daerah tersebut adalah daerah pertokoan.
7.
Kurangnya Rambu Lalu Lintas
Di ujung ruas jalan sawah-jati Kaliwungu ini belum terdapat
rambu pertigaan jalan yang merupakan titik pertemuan antara jalan Pandean,
jalan Sawah-jati dan jalan ke arah Plantaran.
8.
Pangkalan becak yang di sembarang tempat
Ketidak teraturan pada
ruas jalan ini ditambah dengan keberadaan tukang becak yaang menempatkan
becaknya di sembarang tempat, hal ini menyebabkan fungsi dri jalan tersebut
menjadi berkurang.
A. Indikator untuk perhitungan Tingkat
Pelayanan Jalan
1. Marka Jalan
Belum terdapat marka jalan
jenis apapun di ruas jalan ini. Marka di ruas jalan biasanya digunakan sebagai
pembatas jalan, pemisah arah, atau pun digunakan sebagai marka untuk parkir.
2. Pemisahan
Jenis Kendaraan
Pemisahan jenis kendaraan perlu dilakukan
karena menurut saya lebar jalan yang ada di ruas jalan Sawah-jati ini telalu
sempit untuk pergerakan lalu lintas terutama pada sore hari. Terdapat berbagai
jenis kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan pemisahan jenis kendaraan agar tidak mengganggu lau lintas.
C.
Indikator Untuk Mengukur Tingkat Pelayanan
Jalan
1. Tingkat Pelayanan (tergantung arus)
adalah ukuran kualitatif
yang digunakan HCM dan menerangkan kondisi operasional dalam arus Lalu
Lintas dan penilainnya oleh
pemakai jalan. Terdapat 6 buah tingkat pelayanan.
TINGKAT PELAYANAN JALAN
Tingkat
Pelayanan
|
Karakteristik-Karakteristik
|
Batas Lingkup
V/C
|
A
|
Kondisi arus
bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Pengemudi dapat
memilih kecepatan yang diinginkannya tanpa hambatan
|
0,00 – 0,19
|
B
|
Dalam zone arus
stabil. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatannya
|
0,20 – 0,44
|
C
|
Dalam zone arus
stabil. Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatannya.
|
0,45 – 0,74
|
D
|
Mendekati arus
tidak stabil dimana hampir seluruh pengemudi akan dibatasi volume pelayanan
berkaitan dengan kapasitas yang dapat ditolerir (diterima)
|
0,75 – 0,84
|
E
|
Volume lalu
lintas mendekati atau berada pada kapasitanya. Arus adalah tidak stabil
dengan kondisi yang sering berhenti
|
0,85 – 1,00
|
F
|
Arus yang
dipaksakan atau macet pada kecepatan-kecepatan yang rendah. Antrian yang
panjang dan terjadi hambatan – hambatan yang besar
|
Lebih besar dari
1,00
|
Sedangkan untuk melakukan perhitungan tingkat pelayanan suatu ruas
jalaan dapat digunakan rumus:
Keterangan :
Los : Level of Service (Tingkat Pelayanan
Jalan)
V : Volume kendaraan (smp)
C : Kapasitas jalan (smp/jam)
Indikator untuk melakukan tingkat pelayanan jalan yaitu denan volume
dan kapasitas.
1.
Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah
jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu padaa suatu waktu tertentu.
Volume kendaraan dapat dicari dengan perkalian antara nilai ekuivalensi dengan perhitungan
jumlah kendaraan yang sudah dikelompokkan. Untuk setiap jenis kendaaran
bermotor memiliki nilai ekuivalensi yaang berbeda-beda tergantung standar yang
sudah ditentukan.
Untuk
mengetahui nilai ekuivalensi yaitu :
HVekuivalensi : 1,2*HV
LVekuivalensi :
1*LV
MCekuivalensi : 0,25*MC
Perhitungan dari volume jalan sebagai berikut
V = HV ekuivalensi + LV
ekuivalensi + MC ekuivalensi
2.
Kapasitas Ruas Jalan
MKJI (1997) mendefinisikan kapasitas sebagai arus
maksimum yang melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan
jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan
untuk arus dua arah ( kombinasi dua arah) , tetapi untuk jalan dengan banyak
lajur, arus dipisah per arah dan kapasitas ditentukan per lajur.
Persamaan dasar untuk menghitung kapasitas ruas jalan
dalam MKJI (1997) adalah sebagai berikut:
Jalan Perkotaan:
C = Co x FCw x FCSP
x FCSF x FCCS
Jalan Luar Kota:
C = Co x FCw x FCSP
x FCSF
Jalan Bebas Hambatan:
C =
Co x FCw x FCSP
dimana:
C
= kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co = kapasitas
dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalur
lalu-lintas
FCSP = faktor penyesuaian
pemisahan arah
FCSF = faktor penyesuaian
akibat hambatan samping
FCCS = faktor penyesuaian
ukuran kota
D. Langkah-Laangkah Manajemen Rekayasa Lalu
Lintas
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan perhitungan volume lalu lintas yang nantinya
digunakan sebagai perhitungan untuk menentukan tingkat pelayanan jalan. Masalah
yang teridentifikasi misalkan volume lalu lintas, perambuan, parkir, dan
pemisahan jenis kendaraan. Dan data yang diperoleh nantinya dapat digunakan
untuk mengidentifiaksi masalah di ruas jalan tersebut.
2. Tingkat Pelayanan Jalan
Untuk
Jalan Sawah-jati ini
tingkat pelayanan jalan dapat diketahui dari hasil survey perhitungan volume
lalu lintas dan survey inventarisasi jalan. Tingkat pelayan jalan ini dapat dicari dengan V/C Ratio. Setelah itu
dapat ditentuka teknik manajemen yang akan dilakukan pada ruas jalan tersebut.
3. Kebijakan
Kebijakan ini dapat diterapkan setelah tingkat
pelayanan ruas jalan telah ditentukan. Kebijakan ini dapat diaplikasikan dalam
bentuk manajemen rekayasa lalu lintas yang nantinya kebijakan tersebut dapat
bermanfaat untuk masyarakat.
4. Perekayasaan
Setelah
dilakukan pengamatan dapat dilakukan perekayasaan di ruas jalan Sawah-jati,
diantaranya adalah:
·
Perbaikan
geometri jalan
·
Pengendalian
tempat parkir
·
Pengendalian
pedagang kaki lima dan toko yang menggunakan trotoar
·
Pengadaan
rambu lalu lintas
·
pengendalian
pangkalan tukang becak
·
Pengoptimalisasian
trotoar untuk pengguna jalan
5. Pengawasan
Pengawasan terdiri dari
evaluasi/penilaian, tindakan korektif, dan penegakan hokum. Fungsi pengawasan
dilakukan oleh instansi terkait sesuai dengan kewenanganya masing-masing. Hal ini bertujuan agar apaa yang telah
diaplikasikan dapat dilanjutkan dengan baik.
E. Teknik
dan Strategi
1.
Manajemen
Kapasitas
Langkah
pertama dalam manajemen lalu lintas adalah membuat penggunaan kapasitas ruas
jalan seefektif mungkin sehingga pergerakan kendaraan lalu lintas menjadi
lancar. Beberapa penerapan dari manajemen kapasitas seperti perbaikan
geometriknya, manajemen parkir di tepi jalan (on street parking),
pemisahan tipe kendaran di ruas jalan. Berikut ini beberapa teknik dan strategi MRLL yang dapat
dilakukan di Ruas jalan Sawah-jati :
a.
Pengendalian
Pedagang Kaki Lima
Pengendalian ini perlu dilakukan karena jumlah pedagang
yang menempati trotoar sebagi tempat berjualan sudah sangat banyak.Hal ini
mengganggu pengguuna jalan terutama pejalan kaki yang melewati ruas jalan ini.
Perlu dilakukan tindakan untuk memindahkan pedagang kaki lima agar tidak
mengganggu arus lalu lintas.
b.
Pengendalian
Parkir
Tidaknya rambu parkir pada ruas jalan Sawah-jati
menyebabkan parkir menjadi tidak teratur. Banyak kendaraan bermotor yang
meletakkan kendaraannya disembarang tempat. Hal ini juga menyebabkan arus lalu
intas menjadi terganggu akibat berkurangnya badan jalan dan akibatnya salah
satu kendaraan harus berhenti saat bersimpangan.
2. Manajemen Permintaan
Teknik-teknik
yang mungkin dapat digunakan dalam teknik ini adalah:
1.
Penambahan
Marka Jalan
Marka
jalan perlu ditambahkan dalam ruas jalan ini karena di ruas jalan ini sama
sekali belum ada marka jalan. Marka jalan ini diperlukan karena dianggap
penting agar pengguna jalan dapat mengetahui batasan-batasan badan jalan.
2.
Penambahan
Rambu lalu lintas
Pada
simpang tiga dari titik pertemuan antara jalan sawah-jati, pandean, dan ke arah Plantaran perlu di
tambahkan rambu petunjuk agar pengguna jalan dapat megurangi kecepatan saat
menuju pertigaan tersebut.
3.
Manajemen
Prioritas
Dalam
hal ini terdapat beberapa prioritas sebagai beberapa pilihan, diantaranya
adalah memprioritaskan pejalan kaki dan pengguna angkutan umum agar tidak
terjadi penumpukan pejalan kaki di ruas tersebut.
1.
Prioritas
Pejalan Kaki
Banyaknya
pejalan kaki yang melewati jalan ini menimbulkan gangguan arus lalu lintas di
sepanjang ruas jalan Sawah-jati, oleh karena itu pejalan kaki menjadi prioritas
utama untuk daerah ini. Keberadaan pejalan kaki perlu menjadi perhatian kita untuk menambahkan fasilitas untuk
pejalan kaki sendiri,misalkan marka penyebrangan agar pejalan kaki tidak menyebrang
di sembarang tempat.
2.
Prioritas
Jenis Kendaraan
Jenis Kendaraan menjadi prirotas selanjutnya
karena ruas jalan Sawah-jati memiliki lebar yang minim oleh karena itu perlu
diadakan pembatasan jenis kendaraan yang melewati jalan tersebut.